MENGENAL KARAKTERISTIK, CIRI CIRI DAN RASA KOPI ARABICA

 

Comotincuannya - Cita rasanya yang khas dan aroma yang menggoda, kopi Arabika menjadi pilihan utama bagi para penikmat kopi. Namun, untuk bisa menikmati kopi Arabika yang berkualitas, penting bagi kita untuk mengenali ciri-cirinya. Yuk, kita bahas lebih dalam apa saja ciri-ciri kopi Arabika dan bisa tahu apa yang membuatnya istimewa!

BACA JUGA : KARAKTERISTIK DAN RASA KOPI ROBUSTA

ASAL USUL DAN LINGKUNGAN TANAMAN KOPI ARABIKA

Kopi Arabika (Coffea arabica) berasal dari daerah dataran tinggi di Ethiopia dan merupakan salah satu spesies kopi yang paling awal dibudidayakan. 

Karakteristik utama yang dimiliki tanaman kopi Arabika adalah ia tumbuh di ketinggian antara 800 hingga 1.700 meter di atas permukaan laut dengan suhu sekitar 15 hingga 24 derajat celcius. Di Indonesia, kopi Arabika banyak ditanam di daerah dataran tinggi, seperti Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Bali.

Idealnya, kelembaban udara yang dibutuhkan dalam menanam tanaman kopi ini berkisar antara 70 hingga 89 persen. Selain itu, drainase yang baik juga menjadi salah satu yang utama untuk membudidayakan tanaman kopi Arabika di tanah yang subur.

CIRI CIRI KOPI ARABIKA

1. Bentuk Biji Kopi Arabika  

Biji kopi Arabika memiliki bentuk yang oval dan lebih pipih dibandingkan dengan biji Robusta yang cenderung bulat.

2. Ukuran Biji Kopi Arabika

Biji kopi ini cenderung memiliki ukuran yang besar yang beratnya mencapai 18 hingga 22 gram setiap 100 bijinya.

3. Garis Tengah Biji Kopi Arabika

Ketika melihat biji kopi Arabika, akan ditemukan garis tengah biji yang lebih melengkung dan halus.

RASA DAN AROMA


1. PROFIL RASA YANG KOMPLEKS

Salah satu ciri-ciri kopi Arabika yang menonjol adalah rasa dan aroma yang kompleks. Kopi ini umumnya memiliki rasa yang lebih manis dan ringan dibandingkan dengan kopi Robusta.

Cita rasa kopi Arabika yang halus seringkali disertai dengan nuansa buah, floral, dan terkadang ada juga rasa coklat atau karamel. Berikut ini spektrum rasa yang dimiliki dari kopi Arabika:
  • Buah-buahan: Seperti buah beri, jeruk, atau bahkan anggur.
  • Cokelat: Mulai dari cokelat hitam hingga cokelat susu.
  • Kacang-kacangan: Seperti kacang almond, hazelnut, atau kacang mete.
  • Bunga: Seperti melati, lavender, atau jeruk.
  • Rempah-rempah: Seperti kayu manis, jahe, atau lada hitam.
Variasi Rasa Berdasarkan Wilayah Asal:

Rasa kopi Arabika sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti varietas, iklim, tanah, dan proses pengolahan. Sebagai contoh:
  • Kopi Arabika Ethiopia: Dikenal dengan aroma floral, buah-buahan, dan rasa wine-like.
  • Kopi Arabika Kolombia: Memiliki rasa yang seimbang antara asam dan manis, dengan aroma floral dan buah-buahan.
  • Kopi Arabika Guatemala: Memiliki rasa yang kaya, dengan aroma cokelat, kacang-kacangan, dan sedikit rasa pedas.
2. AROMA KOPI ARABIKA

Aroma yang dihasilkan oleh biji kopi Arabika pun lebih wangi dan menyenangkan, memberikan pengalaman minum kopi yang istimewa.

KADAR KAFEIN

Kopi Arabika memiliki kadar kafein yang lebih rendah dibandingkan dengan kopi Robusta. Sederhananya kamu bisa memahaminya sebagai berikut:
  • Biji Kopi Mentah
Rata-rata, biji kopi Arabika mentah mengandung sekitar 1,2% hingga 1,5% kafein. Sementara kopi Robusta mengandung sekitar 2,2 persen hingga 2,7 persen kafein.
  • Kopi Seduh
Untuk secangkir kopi Arabika seduhan (sekitar 250ml), kandungan kafeinnya berkisar antara 80-100mg. Angka ini bisa bervariasi tergantung pada metode penyeduhan, jumlah kopi yang digunakan, dan tingkat kematangan biji kopi.

Kadar kafein yang lebih rendah ini membuat kopi Arabika lebih enak untuk dinikmati tanpa memberikan efek berlebih pada tubuh, sehingga cocok dinikmati dalam jumlah yang lebih banyak tanpa khawatir akan dampak negatifnya.

3. PROSES PENANAMAN DAN PERAWATAN

Budidaya kopi Arabika membutuhkan perhatian khusus. Tanaman ini lebih sensitif terhadap lingkungan, seperti perubahan cuaca dan hama. Untuk mendapatkan kualitas terbaik, petani kopi harus memperhatikan aspek pertumbuhan tanaman, mulai dari pemilihan bibit yang unggul hingga proses pengolahan pasca-panen.

Perawatan meliputi penyiraman secara teratur, pemupukan dengan nutrisi yang tepat, serta pemangkasan tanaman untuk menjaga bentuk dan kesehatan pohon. Selain itu, pengendalian hama dan penyakit sangat penting untuk memastikan tanaman tetap sehat. Saat buah kopi mulai matang, biasanya dalam waktu 3 hingga 4 tahun setelah penanaman, petani akan melakukan panen secara manual untuk memastikan hanya buah yang matang sempurna yang dipetik, sehingga kualitas biji kopi yang dihasilkan tetap tinggi.


4. PENGOLAHAN PASCA PANEN

Setelah panen, biji kopi Arabika harus melalui proses pengolahan yang tepat untuk menjaga kualitasnya. Ada beberapa metode pengolahan, berikut ini penjelasannya:
  • Wet Process ( Proses Basah )
Proses basah (wet process) umumnya menghasilkan kopi dengan rasa yang lebih bersih dan terang. Terdapat beberapa tahap dalam Wet Process:
  1. Pupling
  2. Fermentasi
  3. Pencucian
  4. Pengeringan
  • Dry Process
Poses kering (dry process) memberikan rasa yang lebih berisi dan kompleks.
  • Honey Process ( Perpaduan antara proses basah dan proses kering )
Metode ini merupakan perpaduan antara wet proces dan dry proces. Buah kopi dihilangkan sebagian kulitnya, kemudian dikeringkan bersama dengan lendir yang masih menempel. Proses ini menghasilkan biji kopi dengan cita rasa yang unik.

Setiap metode pengolahan memiliki keunikan tersendiri, dan sering kali mempengaruhi cita rasa akhir dari kopi. Misalnya, kopi Arabika yang diolah dengan proses basah umumnya akan memiliki nuansa asam yang lebih jelas, sementara kopi yang diolah secara kering akan menunjukkan karakter rasa yang lebih kaya dan mendalam.

5. PENYAJIAN YANG TEPAT

Untuk menikmati kopi Arabika dengan maksimal, cara penyajian juga memegang peranan penting. Banyak penikmat kopi yang menggunakan metode alat seduh kopi yang berbeda-beda, seperti French press, pour-over, atau espresso. 

Berikut rekomendasi untuk menyeduh kopi Arabika:


  • French Press
Penyajian sederhana yang biasa yang bisa dicoba di rumah adalah menggunakan rasio 1:10. Contohnya jika menggunakan bubuk kopi yang digiling kasar sebanyak 20 gram, maka jumlah air panas yang digunakan adalah 200 gram. Dengan waktu menyeduh kurang lebih empat sampai enam menit.


  • Pour Over
Penyajian sederhana untuk pour-over yaitu bisa menggunakan rasio 1:15 dengan alat seduh V60. Contohnya, jika menggunakan bubuk kopi yang digiling sedang sebanyak 15 gram, maka jumlah air panas yang digunakan adalah 225 gram. Dengan waktu menyeduh kurang lebih dua sampai tiga menit. 


  • Espresso
Penyajian sederhana untuk espresso yaitu bisa menggunakan rasio 1:2 dengan menggunakan mesin espresso. Contohnya, jika menggunakan bubuk kopi yang digiling halus sebanyak 18 gram (menyesuaikan basket pada portafilter masing-masing), maka jumlah air atau hasil kopinya yaitu, 38 gram dengan waktu maksimal tiga puluh detik. 

Setiap metode penyeduhan dapat memberikan pengalaman rasa yang berbeda. Maka dari itu, para penikmatnya dapat mengeksplorasi berbagai cara untuk menikmati kopi Arabika sesuai dengan selera.

Post a Comment

0 Comments